Pesona kekuasaan, baik di ranah keluarga (domestik) maupun di ranah umum (publik) senantiasa memicu pergolakan di antara anggota keluarga dan masyarakat luas. Dalam pada itu, para birokrat yang mengemban tugas pemerintahan dapat dikatakan sebagai ujung tombak untuk menyejahterakan masyarakat melalui program-programnya. Namun demikian, dinamika di lapangan, selain hal positif juga menimbulkan efek negatif, yang berkaitan dengan perilaku birokrat dalam hal implementasi program-program itu. Hal itu terekam dalam ingatan kolektif masyarakat dan menjadi batu besar yang menghalangi pandangan. W.S. Rendra dan N. Riantiarno melalui karyanya merekam ingatan kolektif itu menjadi sebuah drama yang menyindir dan kritis. Di balik karyanya itu, mereka me...